Sejenak...
Oleh : Wayan Supadno/Pak Tani
Hari ini..
Saya sudah 3 malam nginap di Kebun Pangkalanbun Kalteng.
Sengaja saya bangun lebih dini tepatnya jam 5.00 pagi.
Agar bisa jalan pagi menikmati indahnya langit dan bumi.
Sebentar lagi..
Jadwalnya menjemput anak - anak dan istri di Bandara Iskndar, waktu tempuh hanya 15 menit saja dari lokasi kebun.
Karena slalu saya standar wajibkan agar secara berkala mereka harus nginap di tengah kebun.
Agar tebangun mental makin cinta pekat dunia agribisnis, lebih tahu diri di mana mereka dapat rejekinya selama ini.
Saya terinspirasi..
Seorang sahabat hanya punya kebun tidaklah ratusan hektar, apalagi hingga ribuan hektar.
Sekaligus punya ternak sapi tidaklah di atas 100 ekor.
Bersahaja apa adanya penuh syukur atas nikmat Nya.
Syukurnya juga bukan di bibir belaka, tapi dijabarkan dalam kehidupan nyata memberi manfaat kepada masyarakat sekitar.
Ajaran agama dijabarkan secara nyata.
Sayapun juga punya mimpi..
Agarr kelak orang - orang di sekitar saya makin banyak bernasib serupa.
Menikmati passive income jamgka panjang.
Hidup tidaklah teramat susah karena kita sudah dianugerahi bangsa yang bernama Indonesia .
Alam kaya raya tinggal kita mengelolanya dengan bijak cerdas.
Hemmm...
Ini hanya sebatas ajakan dan harapan..
Jangan dibiarkan lahan kita terlantar begitu luasnya.
Tak ubahnya pemandangan di depan kelopak mata saya saat ini.
Luas, sekali lagi terbentang begitu luasnya.
Seakan mamaksa saya di pagi hari ini harus bersedih.
Bersedih karena di balik lahan terlantar luas ini, masih ada belasan juta rakyat hanya punya lahan produktif 0.3 ha/KK.
Padahal...
Dahulu kala saat kita belum banyak pandai berdebat tentang wacana sekitar tahun 1984, lahan di depan saya ini sawah lumbung padi nasional.
Sebaliknya, saat ini di saat kita sudah pandai berdebat wacana justru jadi lahan terlantar.
Terkesan marah jika ada yang datang dari luar sana membawa dana segar mau mengelolanya.
Pada kemana Anak Bangsa..
Anggapan saya yang hanya Pak Tani, ini semua terjadi sebabnya karena terlalu rendahnya minat anak muda untuk bertani..
Salah siapa, paling hanya saling menyalahkan, malah kadang bangganya jika hanya dapat pujian.
Pujian dan pujian belaka.
Saya tak bisa berbuat apa - apa..
Selain mengabarkan keadaan apa adanya ini.
Yang sebenar - benarnya.
Agar yang kami percaya jadi Para Pemimpin, makin memahami masalah sebenarnya di lapangan.
Saya tahu diri..
Hanya sebatas Pak Tani..
Mimpi saja.
Andaikan lahan terlantar ini dicetak jadi kebun buah tropis atau kelapa genjah (seperti foto di bawah ini) orientasi pasar ekspor skala luas.
Lalu tiap 2 ha buat anak muda gemar berinovasi.
Pola kepemilikan kebunnya dengan cara meniru ala plasma sawit memakai fasilitas perbankan diangsur dari sebagian hasilnya.
Dampaknya..
Masa depan Bangsa kita makin terlihat begitu cerahnya.
Mungkin pengangguran kita tak lagi 7 juta orang.
Mungkin pendapatan pajak dan devisa akan makin banyak lagi lalu sumber dana pembangunan makin banyak lagi.
Mungkin akan hadir multi profesi pendukungnya di daerah - daerah semacam ini.
Mungkin pembangunan makin merata lagi karena daerah jadi sentra pertumbuhan ekonomi.
Andaikan benar ada..
Sayapun mau ikut berperan mencetak kebunnya jika ada programnya dari Pemerintah.
Demi Petani Muda.
Demi masa depan Bangsa.
Bagi yang minat bibit Kelapa Genjah atau Buah Tropis Inovatif biasa hub Mbak Reni 085655656210, ready stock di Kota Wisata Cibubur
Moga bermanfaat.
Salam Inovasi 🇲🇨
WS/Pak Tani
Oleh : Wayan Supadno/Pak Tani
Hari ini..
Saya sudah 3 malam nginap di Kebun Pangkalanbun Kalteng.
Sengaja saya bangun lebih dini tepatnya jam 5.00 pagi.
Agar bisa jalan pagi menikmati indahnya langit dan bumi.
Sebentar lagi..
Jadwalnya menjemput anak - anak dan istri di Bandara Iskndar, waktu tempuh hanya 15 menit saja dari lokasi kebun.
Karena slalu saya standar wajibkan agar secara berkala mereka harus nginap di tengah kebun.
Agar tebangun mental makin cinta pekat dunia agribisnis, lebih tahu diri di mana mereka dapat rejekinya selama ini.
Saya terinspirasi..
Seorang sahabat hanya punya kebun tidaklah ratusan hektar, apalagi hingga ribuan hektar.
Sekaligus punya ternak sapi tidaklah di atas 100 ekor.
Bersahaja apa adanya penuh syukur atas nikmat Nya.
Syukurnya juga bukan di bibir belaka, tapi dijabarkan dalam kehidupan nyata memberi manfaat kepada masyarakat sekitar.
Ajaran agama dijabarkan secara nyata.
Sayapun juga punya mimpi..
Agarr kelak orang - orang di sekitar saya makin banyak bernasib serupa.
Menikmati passive income jamgka panjang.
Hidup tidaklah teramat susah karena kita sudah dianugerahi bangsa yang bernama Indonesia .
Alam kaya raya tinggal kita mengelolanya dengan bijak cerdas.
Hemmm...
Ini hanya sebatas ajakan dan harapan..
Jangan dibiarkan lahan kita terlantar begitu luasnya.
Tak ubahnya pemandangan di depan kelopak mata saya saat ini.
Luas, sekali lagi terbentang begitu luasnya.
Seakan mamaksa saya di pagi hari ini harus bersedih.
Bersedih karena di balik lahan terlantar luas ini, masih ada belasan juta rakyat hanya punya lahan produktif 0.3 ha/KK.
Padahal...
Dahulu kala saat kita belum banyak pandai berdebat tentang wacana sekitar tahun 1984, lahan di depan saya ini sawah lumbung padi nasional.
Sebaliknya, saat ini di saat kita sudah pandai berdebat wacana justru jadi lahan terlantar.
Terkesan marah jika ada yang datang dari luar sana membawa dana segar mau mengelolanya.
Pada kemana Anak Bangsa..
Anggapan saya yang hanya Pak Tani, ini semua terjadi sebabnya karena terlalu rendahnya minat anak muda untuk bertani..
Salah siapa, paling hanya saling menyalahkan, malah kadang bangganya jika hanya dapat pujian.
Pujian dan pujian belaka.
Saya tak bisa berbuat apa - apa..
Selain mengabarkan keadaan apa adanya ini.
Yang sebenar - benarnya.
Agar yang kami percaya jadi Para Pemimpin, makin memahami masalah sebenarnya di lapangan.
Saya tahu diri..
Hanya sebatas Pak Tani..
Mimpi saja.
Andaikan lahan terlantar ini dicetak jadi kebun buah tropis atau kelapa genjah (seperti foto di bawah ini) orientasi pasar ekspor skala luas.
Lalu tiap 2 ha buat anak muda gemar berinovasi.
Pola kepemilikan kebunnya dengan cara meniru ala plasma sawit memakai fasilitas perbankan diangsur dari sebagian hasilnya.
Dampaknya..
Masa depan Bangsa kita makin terlihat begitu cerahnya.
Mungkin pengangguran kita tak lagi 7 juta orang.
Mungkin pendapatan pajak dan devisa akan makin banyak lagi lalu sumber dana pembangunan makin banyak lagi.
Mungkin akan hadir multi profesi pendukungnya di daerah - daerah semacam ini.
Mungkin pembangunan makin merata lagi karena daerah jadi sentra pertumbuhan ekonomi.
Andaikan benar ada..
Sayapun mau ikut berperan mencetak kebunnya jika ada programnya dari Pemerintah.
Demi Petani Muda.
Demi masa depan Bangsa.
Bagi yang minat bibit Kelapa Genjah atau Buah Tropis Inovatif biasa hub Mbak Reni 085655656210, ready stock di Kota Wisata Cibubur
Moga bermanfaat.
Salam Inovasi 🇲🇨
WS/Pak Tani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar