Kamis, 27 Desember 2018

SURAT TERBUKA

Jakarta, 23 Desember 2018


Kepada Yth.
Bp Presiden Republik Indonesia
Di
Jakarta.

Perihal :
Permohonan Segera Hilirisasi Inovasi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Mini untuk Petani Guna Menekan Rasio Gini.


Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini ;

Nama       :  Wayan Supadno
Pekerjaan :  Petani
HP  / WA   : 081586580630 /0819643161.
Alamat       : Pangakalanbun Kalteng dan Cibubur.


1. Pertimbangan :

a. Selama 7 bulan terakhir harga sawit sangat tidak baik, prediksi masih akan berlangsung cukup lama lagi karena multi sebabnya.

b. Adanya distribusi keuntungan yang sangat tidak adil di lapangan, Petani merugi massal, tapi waktu yang sama Tengkulak dan PKS laba hingga 200%/tahun.

c. Pentingnya menghambat kenaikan angka kesenjangan sosial (rasio gini) masayarakat, karena pemilik PKS adalah BUMN, PMDN Besar dan PMA.


2. Kajian teknis di lapangan ;

a. Petani rugi Rp 300/kg, karena harga di PKS hanya Rp 800/kg tapi Harga Pokok Ptoduksi (HPP) Petani Rp 1.100/kg, dengan rincian arus kas :

a. Omset 20 ton/ha/tahun x Rp 800/kg = Rp 16 juta/ha/tahun.
b. Pengeluaran 20 ton/ha/tahun x Rp 1.100/kg = Rp 22 juta/ha/tahun.
Rincian :
1). Ongkir truk ke PKS 20 ton x Rp 150/kg = Rp 3 juta.
2). Ongkos panen muat ke truk 20 ton x Rp 240/kg = Rp 4,8 juta.
3). Pupuk, herbisida dan ongkos Rp 11 juta ( beban Rp 450/kg)
4). Perawatan pelepah tua dan lainnya Rp 4 juta.

b. Tengkulak dan Supplier PKS laba lebih Rp 200%/tahun, dengan rincian sbb ;
1). Modal 750/kg (Pembelian dari Petani)
2). Jual 780/kg (Penjualan ke PKS).
3). Laba 30/kg.
4). Profit margin Rp 30 dibagi Rp 750 = 4%/transaksi 5 hari cair atau 280%/tahun, padahal sebagai pembanding bunga deposita bank 5%/tahun, bunga kredit bank 12%/tahun.

( Tiap transaksi dapat profit margin 4%, tiap transaksi butuh waktu 5 hari paling lama, 1 tahun bisa 70 x transaksi (350 hari kerja : 5 hari = 70 x transaksi), total profit margin fase non Petani 70 x 4% = 280% profit margin).

c. PKS kapasitas 90 ton/jam maka dapat laba minimal Rp 70 milyar/tahun, dengan rincian jika pembelian sawit di Petani hanya 1.000 ton / hari laba Rp 200/kg x 350 hari kerja.


3. Sehubungan pertimbangan di atas, kami selaku Petani merasa dapat perlakuan tidak adil dalam sistem perekonomian seperti ini ;

 *" Pemilik PKS yang sudah kaya makin cepat diperkaya oleh kerugian Petani secara massal, bisa berdampak serius terhadap proses pemiskinan Petani sekaligus memacu percepatan makin kaya Pemilik PKS, dampak lanjutannya angka rasio gini (kesenjangan sosial) bisa naik tajam "*

Untuk itu mohon dipercepat proses hilirisasi inovasi PKS Mini untuk Petani, akan lebih baik lagi jika produknya langsung yang bisa dipasarkan di pedesaan setempat misal Biodiesel, Minyal Goreng dan lainnya, kami mohon pelindungan dasar hukumnya maupun rekayasa industrinya, agar nilai tambah pasca panen bisa dinikmati oleh Petani guna membangun pedesaan yang berujung pemerataan pembangunan yang berkeadilan sosial.


4. Sebagai bahan pertimbangan selama ini kami Petani juga berkontribusi iuran hingga didapat Belasan Trilyun/tahun ke Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP - KS), sehingga bisa dipakai untuk PKS Mini Petani guna meningkatkan kesejahteraan kami lagi sesuai visi misinya.


5. Demikian disampaikan, terima kasih atas perhatian bantuannya, harapannya bisa jadi bahan kajian pertimbangan kebijkan, semoga Tuhan YME tetap senantiasa melindungi Bp Presiden.


Salam hormat 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani.

Rabu, 12 Desember 2018

" MENANTIKAN SEBUAH MIMPI, SEMOGA KELAK PADA JADI PETANI "

Sejenak...

Oleh : Wayan Supadno/Pak Tani


Hari ini..
Saya sudah 3 malam nginap di Kebun Pangkalanbun Kalteng.
Sengaja saya bangun lebih dini tepatnya jam 5.00 pagi.
Agar bisa jalan pagi menikmati indahnya langit dan bumi.

Sebentar lagi..
Jadwalnya menjemput anak - anak dan istri di Bandara Iskndar, waktu tempuh hanya 15 menit saja dari lokasi kebun.
Karena slalu saya standar wajibkan agar secara berkala mereka harus nginap di tengah kebun.
Agar tebangun mental makin cinta pekat dunia agribisnis, lebih tahu diri di mana mereka dapat rejekinya selama ini.

Saya terinspirasi..
Seorang sahabat hanya punya kebun tidaklah ratusan hektar, apalagi hingga ribuan hektar.
Sekaligus punya ternak sapi tidaklah di atas 100 ekor.
Bersahaja apa adanya penuh syukur atas nikmat Nya.
Syukurnya juga bukan di bibir belaka, tapi dijabarkan dalam kehidupan nyata memberi manfaat kepada masyarakat sekitar.
Ajaran agama dijabarkan secara nyata.

Sayapun juga punya mimpi..
Agarr kelak orang - orang di sekitar saya makin banyak bernasib serupa.
Menikmati passive income jamgka panjang.
Hidup tidaklah teramat susah karena kita sudah dianugerahi bangsa yang bernama Indonesia .
Alam kaya raya tinggal kita mengelolanya dengan bijak cerdas.

Hemmm...
Ini hanya sebatas ajakan dan harapan..
Jangan dibiarkan  lahan kita terlantar  begitu luasnya.
Tak ubahnya pemandangan di depan kelopak mata saya saat ini.
Luas, sekali lagi terbentang begitu luasnya.
Seakan mamaksa saya di pagi hari ini harus bersedih.
Bersedih karena di balik lahan terlantar luas ini, masih ada belasan juta rakyat hanya punya lahan produktif 0.3 ha/KK.

Padahal...
Dahulu kala saat kita belum banyak pandai berdebat tentang wacana sekitar tahun 1984, lahan di depan saya ini sawah lumbung padi nasional.
Sebaliknya, saat ini di saat kita sudah pandai berdebat wacana justru jadi lahan terlantar.
Terkesan marah jika ada yang datang dari luar sana membawa dana segar mau mengelolanya.

Pada kemana Anak Bangsa..
Anggapan saya yang hanya Pak Tani, ini semua terjadi sebabnya karena terlalu rendahnya minat anak muda untuk bertani..
Salah siapa, paling hanya saling menyalahkan, malah kadang bangganya jika hanya dapat pujian.
Pujian dan pujian belaka.

Saya tak bisa berbuat apa - apa..
Selain mengabarkan keadaan apa adanya ini.
Yang sebenar - benarnya.
Agar yang kami percaya jadi Para Pemimpin, makin memahami masalah sebenarnya di lapangan.

Saya tahu diri..
Hanya sebatas Pak Tani..

Mimpi saja.
Andaikan lahan terlantar ini dicetak jadi kebun buah tropis  atau kelapa genjah (seperti foto di bawah ini) orientasi pasar ekspor skala luas.
Lalu tiap 2 ha buat anak muda gemar berinovasi.
Pola kepemilikan kebunnya dengan cara meniru ala plasma sawit memakai fasilitas perbankan diangsur dari sebagian hasilnya.



Dampaknya..
Masa depan Bangsa kita makin terlihat begitu cerahnya.
Mungkin pengangguran kita tak lagi 7 juta orang.
Mungkin pendapatan pajak dan devisa akan makin banyak lagi lalu sumber dana pembangunan makin banyak lagi.
Mungkin akan hadir multi profesi pendukungnya di daerah - daerah semacam ini.
Mungkin pembangunan makin merata lagi karena daerah jadi sentra pertumbuhan ekonomi.

Andaikan benar ada..
Sayapun mau ikut berperan mencetak kebunnya jika ada programnya dari Pemerintah.
Demi Petani Muda.
Demi masa depan Bangsa.

 Bagi yang minat bibit Kelapa Genjah atau Buah Tropis Inovatif biasa hub Mbak Reni 085655656210, ready stock di Kota Wisata Cibubur


Moga bermanfaat.



Salam Inovasi 🇲🇨
WS/Pak Tani